Hujan
Semilir Angin yang datang dengan
tiba-tiba dengan membawa aroma pendustaan yang
membuat seranting pohon karet membawanya kearah yang tidak pasti,
tangkai yang setengah tua memberontak untuk tidak mengikuti dimana dia akan
terlihat oleh mata, batang yang besar tidak akan rapuh dan tidak akan
terbohongin oleh semilirnya angin datang yang akan berusaha tetap terdiam
seakan tidak ada yang bisa menggangu kesunyiannya dikedamaan tanah merah. Angin
datang tiba-tiba lagi, ini terlihat dasyat dengan percikan warna yang di atas
pohon karet dengan cahaya putih abu-abu yang akan menghapiri dengan kilat.
Tangkaipun tiap detiknya merunduk merunduk dan merunduk mengikuti nada air yang
jatuh di setiap dedaunan yang akan menyuruhnya untuk mengikuti setiap nada ini,
setiap tangkai akhirnya mengikuti setiap nada, dia memulai dan berakhir tidak
akan terhenti jika nada ini tidak dihentikan. Dibawah sana sedang ada yang
menunggu yang akan tejatuh di bawah dedaunan, tempat wadah manusia yang akan
menompang kehidupan. Dan akhirnya di sinilah mata akan melihat butiran yang
terjatuh keras yang membuat bulatan-bulatan kecil dengan volume yang amat
sangat banyak. Begitulah harapan yang akan tahu bagaimana bisa menjadi
sempurna...
0 komentar:
Posting Komentar